Tuesday, November 12, 2013

Selamat Hari Ayah (12 November)


Meski tak sepopuler Hari Ibu, Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November biasanya dirayakan dengan pemberian hadiah kepada ayah dan kegiatan kekeluargaan. 

Hari Ayah diadakan karena betapa besar dan berat tanggung jawab Ayah karena memikul tanggung jawab di dunia atas kehidupan anak dan istinya, juga tanggung jawab di akhirat atas mendidik anak dan istri. 

Selain semua itu juga Ayah adalah tulang punggung, sandaran, dan pelindung dalam sebuah rumah tangga. 

Kalau Ibu mempunyai slogan yaitu Surga di bawah kaki Ibu, tetapi Ayah adalah Surganya Ibu di bawah kaki Ayah. 

Perayaan Hari Ayah (Father’s Day) adalah suatu bentuk penghormatan kepada semua pria yang mempunyai anak. Entah ayah kandung, ayah mertua, ayah tiri, ayah tiri mertua, kakek kandung ataupun kakek tiri; yang penting mereka pernah membesarkan seorang anak.

Pada hari bahagia yang spesial ini, anak-anak mereka ingin mengenang kebaikan ayah mereka karena ayah telah menjadi pahlawan, pembimbing dan sekaligus teman bagi keluarganya sendiri. Ia mencari nafkah dibawah tekanan pekerjaannya yang dapat menimbulkan stress.

Kadang-kadang ia rela lembur dan pulang terlambat hanya karena ingin agar kepentingan anak-anaknya tercukupi. Begitu besar cinta kasih dan tanggung jawabnya. Bahkan ayah juga mempertaruhkan nyawanya untuk pekerjaan yang ia geluti terutama bagi pejuang di medan laga.

Bukan berarti hari-hari lainnya tidak dikenang. Namun pada hari ini anak-anak mereka ingin mengabadikan hari tersebut kepada ayah. Anak-anak yang dulunya selalu mencari dan merindukan ayahnya. Ayah yang pernah dalam hidup mereka begitu berarti sehingga membawa kenangan indah tersendiri.

Entah ayah menjadi pelopor dalam bidang pendidikan anak-anaknya. Entah terkesan karena ayah mau diajak bermain kuda-kudaan, jalan bersama ayah, ayah yang menjadi pendengar baik dikala anak berkeluh kesah . 

Suatu coretan indah dan abadi yang tergores pada jiwa anak-anak mereka sehingga ayah mendapat tempat terhormat di hati anak-anak mereka.

Pengorbanan seorang ayah tidak mengenal pamrih. Ayah yang telah rela melakukan segala hal selama batas-batas kewajaran hukum demi anak-anak tercinta. 

Oleh karena itu ketika Sonora Smart Dodd mendengar pidato Anna Jarvis pada Hari Ibu tahun 1909 maka ia berpikir mengapa tidak ada Hari Ayah.

Ayah Sonora Smart Dodd, William Jackson Smart seorang serdadu yang membesarkan 6 orang anak tanpa istri. Istrinya meninggal ketika melahirkan anak yang keenam sehingga Sonora membantu ayahnya menjagakan adik-adiknya. Pada waktu itu tidak umum bagi pria membesarkan anak sendiri. Jika menduda maka anak biasanya dikirim ke rumah nenek namun tidak bagi William Jackson Smart.

Dosen psikologi dari University of Massachusetts di Amherst, Nicole Gilbert Cote, yang meneliti fenomena Hari Ayah menjelaskan, setelah 40 tahun kemudian ternyata para Ayah lebih menikmati liburan di hari mereka ketimbang para ibu dengan Hari Ibu.

Karena saat memperingati Hari Ayah dimana pada umumnya seorang Ayah (atau kepala keluarga) lebih bisa menikmati kebebasan, ketenangan dan kedamaian pada Hari Ayah dibandingkan seorang Ibu ketika memperingati Hari ibu!

Salah satu alasannya adalah pada Hari Ibu, para wanita rumah tangga umumnya berharap agar pada hari tersebut mereka dapat ‘merdeka’ dari pekerjaan – pekerjaan seperti: memasak, mengurus rumah, dan pekerjaan rumah lainnya yang kerap menjadi tanggung jawab mereka. 

Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah)

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak

Reff :
Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati

Sumber :
http://surabaya.okezone.com
http://id.wikipedia.org
http://kolomkita.detik.com
http://artikelbahasaindonesia.org
http://nationalgeographic.co.id

2 comments:

  1. Bagaikan bumi yang gersang menantikan hujan dari angkasa, demikianlah IBUNDA merindukan kasih SANG AYAH agar terciptalah kehidupan baru yakni kita SANG ANAK. Ayah adalah "pencipta" kita dari daging dan darah serta nafasnya yang tertumpah di taman ibunda. SELAMAT HARI AYAH......

    ReplyDelete

Related Posts